Pernahkah kamu melihat senar gitar yang bergetar saat dipetik? Atau mungkin kamu pernah mengamati getaran pada tali jemuran saat tertiup angin? Fenomena-fenomena ini melibatkan jenis gelombang yang unik, yaitu gelombang stasioner.
Apa itu Gelombang Stasioner?
Gelombang stasioner adalah gelombang yang amplitudonya tetap pada titik-titik tertentu sepanjang medium perambatannya. Berbeda dengan gelombang berjalan yang terus merambat, gelombang stasioner seolah-olah "terperangkap" pada suatu daerah. Gelombang stasioner terbentuk ketika dua gelombang identik (sama frekuensi dan amplitudo) merambat berlawanan arah dan berinterferensi.
Ciri-ciri Gelombang Stasioner
- Simpul: Titik-titik pada medium yang amplitudonya selalu nol.
- Perut: Titik-titik pada medium yang amplitudonya maksimum.
- Amplitudo: Berbeda-beda pada setiap titik, tergantung jaraknya dari simpul atau perut.
- Energi: Tidak merambat, tetapi terkonsentrasi pada perut.
Pembentukan Gelombang Stasioner
Gelombang stasioner umumnya terbentuk pada benda yang memiliki ujung terikat atau bebas, seperti senar gitar, pipa organa, atau tali jemuran. Ketika gelombang datang mengenai ujung terikat, gelombang akan dipantulkan dengan fase berlawanan. Jika gelombang pantul bertemu dengan gelombang datang, akan terjadi interferensi yang menghasilkan gelombang stasioner.
Penerapan Gelombang Stasioner
Konsep gelombang stasioner memiliki banyak penerapan dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:
- Instrumen Musik: Senar gitar, piano, dan alat musik lainnya menghasilkan bunyi melalui getaran gelombang stasioner.
- Gelombang Mikro: Oven microwave memanfaatkan gelombang stasioner untuk memanaskan makanan.
- Antena: Antena pemancar dan penerima radio menggunakan prinsip gelombang stasioner untuk memancarkan dan menerima sinyal.